Bantul, Mei 2025 – Inovasi daerah LESTARI DLINGO (Lestarikan Ekosistem dan Terapkan Tani Ramah Lingkungan Inovatif di Dlingo) yang diinisiasi oleh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Dlingo, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, kini telah memasuki tahap penerapan. Inovasi ini mulai digagas pada Juni 2024 oleh penyuluh pertanian Kalurahan Terong dan BPP Dlingo, serta mendapat dukungan dari dosen Polbangtan Yogyakarta Magelang dan mahasiswa PKL.
Uji coba awal inovasi LESTARI DLINGO dilakukan di lahan Poktan Kismo Mudo pada musim tanam (MT) I 2024/2025, menghasilkan lonjakan produktivitas padi dari 5,3 ton/ha menjadi 7 ton/ha. Gabah hasil panen lebih bernas, dengan serangan hama penyakit yang menurun signifikan. Melihat hasil positif ini, Poktan Sumber Mulyo di Ngenep dan Poktan Sidomaju di Saradan juga mereplikasi inovasi tersebut untuk meningkatkan produksi padi mereka.
Sosialisasi inovasi dilaksanakan pada Selasa, 20 Mei 2025 di rumah Pak Yono, Terong II. Acara ini dihadiri oleh Lurah dan Ulu-ulu Terong, Panewu Dlingo yang diwakili oleh Kawat Kemakmuran, tim BPP Dlingo, dosen Polbangtan, mahasiswa PKL, anggota Gapoktan Among Kismo, POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman), dan PMHP (Pengawas Mutu Hasil Pertanian) DKPP Bantul.
Dalam sambutannya, Kawat Kemakmuran mewakili Panewu Dlingo, menyampaikan apresiasi dan mendukung penuh inovasi ini untuk membawa Dlingo menjadi swasembada padi.
“Inovasi diperlukan untuk mengatasi masalah pertanian dengan efektif dan efisien. Inovasi yang fokus pada pemberdayaan masyarakat akan mengajak petani menjadi subjek pembangunan, sehingga mereka semakin senang bertani, hasil meningkat, dan biaya menurun,” ungkapnya.
Penyuluh pertanian Kalurahan Terong, Rohmat Hidayat, menjelaskan bahwa inovasi ini merupakan solusi dari rendahnya produktivitas padi di wilayah Terong akibat serangan hama dan pemupukan yang belum sesuai rekomendasi. Inovasi LESTARI DLINGO hadir dengan tiga komponen utama:
- Teknologi hayati lokal 4 in 1: pupuk organik padat terfermentasi, POC, ZPT, dan pestisida nabati.
- Sensor tanah untuk monitoring pemupukan secara presisi.
- Biolab mini di kelompok tani sebagai inkubator inovasi.
Tahapan penerapannya meliputi pelatihan pembuatan teknologi lokal 4 in 1, pendampingan budidaya padi dengan sensor tanah, dan pengelolaan biolab mini agar petani bisa memproduksi sendiri teknologi hayati secara berkelanjutan.
Dampak penerapan Inovasi LESTARI DLINGO antara lain:
a. Mendorong pertanian yang efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan.
b. Mengurangi ketergantungan petani terhadap pupuk dan pestisida kimia.
C Mendukung peningkatan swasembada pangan, yang sejalan dengan program Asta Cita Presiden Prabowo.
Inovasi LESTARI DLINGO saat ini sedang dipersiapkan untuk maju dalam ajang Bantul Innovation Award 2025, membawa nama Kapanewon Dlingo untuk lebih dikenal sebagai wilayah yang mandiri pangan dan berkelanjutan.
Bagi petani Kalurahan Terong dan sekitarnya yang ingin berkonsultasi tentang inovasi ini, BPP Dlingo membuka layanan konsultasi di Jl. Pancuran, Terong, Dlingo (selatan Pasar Dangwesi ±100 m) atau melalui akun Instagram @hid2hid dan @bppamongtanidlingo.
